Kamis, 22 April 2010

Wakatobi, I'm in love (Fifth Episode)

Emang bener yah… Ngangenin banget buat nyemplung ke laut… Hari ini aku tadinya mau lompat dari dermaga, cuma keberanian belum ada… Besok mungkin… Mungkin iya, mungkin juga tidak…

Hari ini aku eksplorasi di tempat yang sama, masih seputar dermaga, cuma kali ini aku menemukan jenis-jenis ikan baru, juga satu buah terumbu karang yang masih hidup.

Aku bertemu dengan ikan-ikan yang berkamuflase dimana warnanya ikan tersebut memang mirip sekali dengan terumbu karang yang sudah mati. Jadi warnanya itu cokelat muda, dan ada bagian yang putihnya. Trus dia kerjanya nemplok aja, jadi emang silat mata. Ada beberapa ikan jenis itu. Ada juga bertemu dengan ikan-ikan berwarna biru, satu atau dua ekor. Dan yang lucu dan menarik buatku adalah ikan yang bentuknya seperti ular laut, tapi panjangnya hanya sebesar jari tengah ku,, tapi lebih pipih.

Yang menarik lainnya adalah terumbu karang yang masih hidup. Kemaren tidak kelihatan, tapi hari ini terlihat. Kalau kemaren bentuknya seperti alat music maracas, kalo yang berwarna merah putih ini seperti otak atau bunga otak, jadi berselur-selur. Indah sekali…. Jadi gak sabar untuk hari Sabtu, karena penjelajahan dunia bawah laut akan dimulai. Ketemu Neptune gak yah? Atau King Triton? Hehehe mengkhayal mode on… :P

Hari ini ada kejutan yang menyenangkan, aku di ajak snorkeling ke "pintu masuk". Kata Mas Tuddin, terumbu karang disana ada sebagian yang masih bagus dan ada sebagian yang sudah rusak. Dengan persediaan BBM yang terbatas, kita berangkat lah ke tengah laut. Wow amazing... Tampaknya pertanyaanku ketika di pesawat terjawab. Ternyata lingkaran berwarna hijau, biru muda dan biru tua keunguan yang mengitari pulau adalah warna dari rumput laut dan hasil dari perbedaan kedalaman laut. Hijau muda adalah yang paling dangkal, banyak lumut dan rumput laut. Biru muda agak dalam, medium deh, lima meter an kedalamannya. Nah yang biru tua keunguan itu yang paling dalam. Kalo inget cerita Nemo, yang biru tua itu tempat pas nemo kejaring oleh si penyelam.

Aku dan Mas Tuddin cuma renang di laut yang berwarna biru muda, karena gak mungkin juga menyelam sampai ke tempat yang dalam. Kita cuma pake snorkle aja. Tapi lumayan, species ikan yang kulihat lebih banyak banyak dan beragam jika dibandingkan dengan di seputar dermaga belakang hotel. Ada Tiger Fish, trus ada ikan yang berwarna kuning sepenuhnya, biru sepenuhnya, sejenis Dori itu lho yang di Nemo... Trus ada terumbu karang segede ban truk... Warnanya kuning... Sayang bagian tengahnya hancur kena bom... Emang yah manusia kalo lagi punya keinginan sesaat harus segera dilaksanakan, cuma efeknya buruk sekali terhadap alam. Aku dapat informasi dari Mas Tuddin bahwa untuk terumbu karang menumbuhkan satu inci butuh waktu bertahun-tahun. Aduh gak kebayang deh kalo buat kehancuran segede tadi bisa bertahun-tahun tampaknya. Ayo mulailah berfikir untuk masa depan... Terumbu karang juga membantu kita lho, lumayan kan buat hiburan mata, lepas sejenak dari angka-angka di excell... Hehe...

Aku agak panik, mungkin karena lama sekali gak diving ataupun snorkeling. Nafasku boros, hehehe jadi malah terengah-engah. Baru menjelang akhir penelusuran aku sadar, jadi nafasku mulai tenang. Yang membuat aku gak tenang juga karena air masuk ke hidung, hadoooohhh hidung kegedean kali yah jadi karetnya gak nutup...

Seperti biasa, edisi narcis dimulai... Foto-foto gak ketinggalan baik di boat maupun di laut... Pose dari yang standard sampai yang hot... Hehehehe antara mau dipajang atau disimpan saja... :P Aku tidak hanya ke tengah laut, aku menyempatkan diri untuk singgah di kapal Floating Ranger Station "Menami", Menami adalah nama ikan di Wakatobi. Kapal nya seperti kapal tradisional, itu kapal yang menyimpan banyak alat diving, ada kulkas, ac dan beberapa tempat tidur di lambung kapalnya. Aku juga foto-foto disitu, sok-sok jadi nahkoda tapi half naked... Wekekeke enjoy banget dah...

Hari semakin larut, dan kegiatan renang di laut membuatku lelah. Setelah kembali berlabuh, aku kembali ke hotel buat sholat dan mandi. Malamnya aku makan mie godog di warung deket hotel. Rasanya lucu agak manis, mungkin karena yang bikin orang jawa...

Hari berakhir dengan tidur lebih cepat, karena besok pagi sebelum ke kantor rencananya mau ke tengah laut lagi, tapi kali ini bawa kamera bawah laut... Yupee...

Rabu, 21 April 2010

Wakatobi, I'm in love (Fourth Episode)

Wooohooooo... Akhirnya pagi menjelang, aku bersemangat buat maen di laut lagi. Kali ini aku bertekad untuk bisa lebih explore renangnya. Aku mencoba masuk ke laut lewat tangga di samping dermaga dan berkeliling di sebelah kanan dermaga. Lumayan, lucu-lucu ikannya. Aku lihat ada ikan warna hitam gedenya setelapak tangan. Totol-totol putih kayak permen polo. Trus ada juga ikan yang berwarna kuning muda kepala hitam. Yang banyak itu jenis ikan kecil-kecil berwarna hitam garis-garis putih yang berenang secara berkelompok. Habis itu aku naik ke dermaga buat beristirahat sejenak menarik nafas dan minum air.

Babak kedua aku mulai dari sisi kiri dermaga. Jalan masuk ke lautnya berkarang, jadi aku pake sendal. Karangnya tajam-tajam soalnya. Aku berenang ke arah kiri, menyusuri karang. Lebih banyak lagi jenis ikannya, lucu-lucu warnanya, ada yang berwarna biru tapi cuma satu. Mungkin yang lain pada ngumpet. hehehehe trus ada tiga bulu babi sedang beristirahat di pinggir karang, jauh-jauh lah aku, karena itu berbahaya... Eh gak nyangka lho masih ada coral yang hidup, satu doank siy lumayan gede, warnanya kuning. Sayang gak bawa kamera jadi gak bisa foto di air.

Sudah agak lelah, aku naik ke dermaga. Acara narcis dimulai... Hohohoho berbalut anduk, serasa model majalah, berpose. Kamera disetting automatic, itu lho yang 10 detik jepret sendiri. Ada beberapa pose, dari yang sok angkuh, sampai yang sok seksi. Hehe untung sepi, cuma aku seorang, jadi pede aja deh...

Saatnya ke kantor, jadi aku balik ke hotel. Sebelum mandi seperti biasa aku sarapan dulu di restauran hotel. Dan menunya sampai hari ini teteup nasi goreng...

Kerja seperti biasa, hari ini mulai membuat label buat odner kantor Wakatobi. Harga Odner disini satunya Rp 30,000.- bukan per kardus itungannya. Mahal apa murah yah?

Siangnya aku nyoba makan di resto samping kantor, seafood resto gitu deh. Makan ikan bakar colo-colo, sejenis bumbu dabu-dabu, udang goreng mentega, dan oseng kangkung... Lumayan mahal tapi worthed, enak soalnya... Hehehehe

Sore kelar kantor rencananya mau melihat sunset dari dermaga belakang hotel, tapi telat... Akhirnya aku cuma cari makan aja di sekitar hotel buat makan malam. Aku beli sate ayam, telur balado dan nasi putih...

Kelar makan aku mandi dan tidur... Menanti datangnya fajar, untuk renang... Sampai jumpa di episode berikutnya...

Selasa, 20 April 2010

Wakatobi, I'm in Love (Third Episode)

Hari Ketiga lumayan beragam. Saking gak sabarnya aku buat nyemplung ke laut, langsung saja aku ke dermaga di belakang hotel. Lumayan airnya jernih namun gak terlalu dalam, agak dangkal, sekitar 5 meter kedalamannya. Hehe takut-takut tapi penasaran, secara udah lama banget gak renang di laut. Emang dasar belum berani, mood nanggung, jadi cuma nyemplung setengah jam. Dari jam 7 pagi sampai setengah 8. Itu aja gak explore... Cuma bagian kanan dermaga...

Asin banget airnya, dan aku gak bisa nyelem. Kayaknya kebawa ke atas melulu setiap mau ke bawah. Alhasil setengah jam berikutnya, aku cuma duduk di dermaga memperhatikan air laut yang jernih, yang memudahkan mata melihat ikan-ikan kecil berseliweran dengan bebas...

Selesai renang, aku kembali ke hotel buat mandi dan berangkat ke kantor. Hari ini seperti biasa, gak terlalu banyak ada kejadian di kantor. Makan siang kembali ke warung yang agak jauh dari kantor itu. Dan karena masih laper mata, aku beli es pisang hijau, seharga Rp 4,000.- buat dimakan sore hari sebelum pulang kantor. Lumayan, tampilannya emang beda, kalo di Jakarta pisangnya dipotong jadi tiga, kalo ini masih satu buah per porsi. Jam 5 waktu Wakatobi aku pulang. Gak lama dari pulang kantor, Mas Tuddin mengajak aku untuk melihat Topa.

Topa adalah small pond in the village. Bentuknya indah, seperti karang-karang hitam, ada sedikit gua tempat sumber air. Airnya juga jernih sekali. Topa biasa digunakan masyarakat untuk mandi. Tapi tampaknya tidak banyak pengunjungnya. Hanya beberapa anak-anak kecil bermain air, bergaya seperti seorang peloncat indah. Mereka bersalto untuk masuk ke dalam air. Hebat, banyak anak-anak berpotensi yang belum memiliki jalan menjadi seorang atlit loncat ndah.

Malamnya seperti biasa makan di warung sederhana. Hehehe karena masih laper, berhubung makanannya sederhana, jadi aku menutup malamku dengan membeli martabak manis keju. Lumayan, buat satu porsi harganya Rp 25,000.-. Perjalanan malam berakhir, aku kembali ke hotel untuk beristirahat karena hari ini cukup melelahkan.

Wakatobi, I'm in love (Second Episode)

Hari ini aku memulai kegiatan di kantor Wakatobi, Senin 19 April 2010. Aku mengawali dengan melakukan review atas kegiatan keuangan disini. Ada beberapa penemuan tapi tidak terlalu material dan itu terjadi karena perbedaan pemahaman antara kantor Jakarta dan Wakatobi.

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, belum-belum waktu makan siang telah tiba. Siang ini kamu makan di warung yang agak jauh dari kantor. Murmer juga, dan menunya teteup ada ikannya, secara ini daerah pinggir laut. Lumayan enak tapi gak spesial.

Setelah makan siang aku kembali ke kantor melanjutkan tugas-tugas disana. Malam itu aku kembali makan di warung sederhana. Soalnya murmer. hehehehehehe

Hari ini memang tidak ada yang spesial buat diceritakan. Nantikan episode berikutnya... :D Xixixixi kayak film aja pake episode.


Senin, 19 April 2010

Wakatobi, I'm in love... (First Episode)

Dear bloggers,

"Another aeroplane, another sunny day, another long journey to the beauty of Indonesia..."

Kali ini aku bertugas ke Wakatobi, tepatnya di pulau Wanci atau dikenal juga dengan wangi-wangi. Aku belum banyak jalan-jalan, karena memang kesini mau kerja selama seminggu. But, emang yah ini perjalanan jauh yang menambah pengalaman juga.

Awalnya aku tenang, karena berangkat dari terminal I Soekarno-Hatta, pertama kalinya aku masuk terminal itu, naek express air boeing 737-300 kalo gak salah. So masih pesawat yang modelnya biasa aku gunakan. Jakarta - Makassar, boleh lah dengan pesawat itu, tapi dari Makassar ke Wangi-wangi kudu ganti pesawat yang bukan jet alias pake baling-baling. Dari jauh mata memandang, kok gak masuk belalai? Kok malah turun tangga? Waduh atau mungkin naek bis dulu kali yah, pesawatnya parkir agak jauh? Ternyata oh ternyata... Itu dia pesawat baling-baling, masih express air tapi cuma muat sekitar 40an orang... Cute banget tuh pesawat, dalam hati gak yakin juga niy pesawat bisa terbang apa gak. Hehe...

Alhamdulillah terbang... Tapi kayak metro di udara... Banyak berhentinya... Dari Makassar, kita transit di Bau-bau, abis itu baru lanjut ke Wangi-wangi, dengan penumpang cuma 4 orang termasuk aku... Kita semua turun disana... Pesawatnya masih lanjut tuh terbang ke Kendari dengan membawa penumpang dari Wangi-wangi...

Taksi sudah menjemput... Barengan sama orang lain di taksi itu, cuma jadi kenal karena ternyata dia staff dari NGO yang satu rumah sama NGO tempat ku kerja... Taksi ku menuju ke kantor, karena memang hotelnya deket sini... Cuma berjarak 100 meter dari kantor...

Hari pertama gak terlalu banyak kegiatan. Aku juga capek karena perjalanan sekitar 5 jam dari Jakarta. Sampai di kantor aku bertemu dengan rekan satu NGO yang bertugas di sini, namanya Mas Tuddin. Karena hari sudah siang, perutpun sudah meronta minta jatah, makan siang lah kita di salah satu resto padang disana.

Murah meriah buat makanannya, tapi buat minumannya muahal nya buanget... , Bisa lebih mahal 30% dari harga Jakarta. Selesai makan aku balik ke hotel buat tidur, lumayan ngantuk banget karena flightnya pagi sekali. Aku tidur sekitar 2 jam. Sore itu aku minta tolong mas Tuddin buat antar aku melihat pantai. Cuma sebentar jalan-jalannya, soalnya hujan mulai turun. Jadi aku cuma liat pantai kecil yang penuh karang, melihat sunset yang gak keliatan karena ketutupan awan... :P

Aku pulang boncengan dengan mas Tuddin. Hari semakin larut, aku bilang kalau aku mau mandi dulu baru nanti cari makan malam. Setelah Isya, aku keluar makan. Boncengan lagi dengan motor Mas Tuddin. Kita makan di warung sederhana. Emang sederhana dari jenis makanan juga harganya. Murmer sekaleeee....

Hari pertama berakhir, badan masih lelah dan butuh penyesuaian waktu yang berbeda satu jam dengan Jakarta. Lagipula besoknya kan hari Senin, aku mulai kegiatan di kantor....

Jadi ceritanya sampai disini dulu yah...